
DENPASAR, teatersastrawelang.com— Dunia sastra Indonesia kembali diramaikan oleh kehadiran suara kuat dan puitis dari Pranita Dewi. Setelah nyaris dua dekade sejak buku puisi pertamanya Pelacur Para Dewa (Komunitas Bambu, 2006) terbit, tahun 2024 Pranita menghadirkan buku puisi keduanya yang berjudul Nyawa Tinggallah Sejenak Lebih Lama, diterbitkan oleh Penerbit JBS.
Sebuah Rentang Waktu Panjang yang Melahirkan Kedalaman
Perjalanan Pranita Dewi di dunia sastra menunjukkan ketekunan yang jarang dimiliki. Selama hampir 19 tahun, ia lebih banyak menulis secara sporadis di berbagai media, forum, dan komunitas, namun tidak terburu-buru menerbitkan buku puisi kedua. Rentang waktu panjang inilah yang memberi lapisan pengalaman dan kedalaman emosional yang berbeda dalam karya terbarunya.
Pada 2024, Penerbit JBS juga menerbitkan ulang Pelacur Para Dewa, sebuah buku yang di awal perilisannya dianggap berani karena menghadirkan perspektif perempuan yang lantang, sensual, sekaligus kritis. Kehadiran cetak ulang itu memberi kesempatan bagi pembaca generasi baru untuk memahami titik tolak kepenyairan Pranita Dewi, sebelum kemudian bertemu dengan permenungan terbaru dalam Nyawa Tinggallah Sejenak Lebih Lama.
Prestasi dan Apresiasi yang Bergengsi
Tak butuh waktu lama, Nyawa Tinggallah Sejenak Lebih Lama segera mendapat apresiasi luas dari kalangan kritikus maupun komunitas sastra. Buku ini berhasil menembus 5 besar Kusala Sastra Khatulistiwa 2025, salah satu penghargaan sastra paling bergengsi di Indonesia. Selain itu, karya tersebut juga masuk dalam nominasi Buku Pilihan Majalah Tempo 2025, menegaskan posisi Pranita Dewi sebagai penyair dengan karya yang relevan dan penting dibicarakan.
Resonansi buku ini semakin terasa ketika komunitas-komunitas sastra dari berbagai daerah, mengadakan diskusi dan bedah buku. Fenomena ini menunjukkan bahwa karya Pranita Dewi berhasil menembus sekat-sekat ruang dan generasi, serta membuka ruang dialog baru bagi para pecinta sastra.

Aktivitas Sastra yang Intens di Tahun 2025
Tidak hanya meraih capaian di ranah penerbitan, sepanjang tahun 2025 Pranita Dewi juga tampil aktif dalam berbagai kegiatan sastra nasional.
- Ia dipercaya menjadi juri FLS2N (Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional) di Jakarta, memperlihatkan kepeduliannya terhadap regenerasi penulis muda.
- Di Mataram, Lombok, ia diundang mengisi workshop penulisan puisi Management Talent Nasional (MTN), membagikan pengalaman kreatifnya kepada para talenta baru.
- Pranita juga turut berpartisipasi dalam Parade Sastra JBS di Yogyakarta, sebuah ajang temu sastrawan yang membicarakan dinamika sastra Indonesia mutakhir. Dalam forum ini, buku Nyawa Tinggallah Sejenak Lebih Lama menjadi salah satu fokus utama diskusi.
Suara yang Teguh dan Personal
Dalam berbagai kesempatan, Pranita Dewi menegaskan bahwa puisi baginya bukan sekadar ekspresi estetis, melainkan ruang permenungan dan perlawanan batin. “Nyawa Tinggallah Sejenak Lebih Lama adalah percakapan sunyi tentang hidup, luka, dan keindahan yang tak sempat selesai. Saya ingin mengajak pembaca untuk menunda sejenak langkah tergesa, dan menyimak apa yang sering kita abaikan,” ungkapnya.
Puisi-puisi dalam buku ini menyingkap pertemuan antara kerentanan manusia dan kekuatan jiwa, antara kehilangan dan keberanian untuk terus hidup. Kejujuran inilah yang membuat karya Pranita Dewi mendapat tempat istimewa, baik di mata pembaca awam maupun kritikus sastra.
Tahun Gemilang Seorang Penyair Perempuan
Dengan dua bukunya yang kini sama-sama hadir di tangan pembaca—Pelacur Para Dewa edisi ulang terbitan 2024, dan Nyawa Tinggallah Sejenak Lebih Lama —Pranita Dewi menunjukkan perjalanan kepenyairan yang konsisten sekaligus matang. Tahun 2025 pun layak disebut sebagai tahun gemilang bagi dirinya, karena tidak hanya diwarnai penerimaan karya secara luas, tetapi juga pengakuan institusional melalui penghargaan dan nominasi bergengsi.
Kehadiran Pranita Dewi menjadi pengingat bahwa suara penyair perempuan Indonesia terus berkembang, memberi perspektif segar, dan meneguhkan sastra sebagai medan pergulatan hidup yang relevan sepanjang zaman.(tsw01)


