
Ilustrasi: Gemini
TEMPAT KOSONG SEBELUM MATAHARI TERBIT
aku menemui tubuhmu di film biru
bersama dua ekor pria, kasur yang
gelisah, alien buruk rupa
payudaramu gemetar
menerima gempa bumi dari
berkilo-kilo tubuh yang tak
kutahu warna dan maksudnya
***
AKU
aku lelah berkatakerja
lepaskan diriku
sejenak saja
istirahat
pulang
tidur
menjadi huruf kecil kembali
***
PERGI DARI KELAMIN WANITA, TERBARING, LARI
MENYUSURI REL KERETA
kemudian dunia menculikmu
dari kediaman hangat
rahim yang merawat
dengan baik bahasa tubuh
kau diajari kata kerja pertama: menangis
lalu dunia merentang
menantang pemberangkatanmu
memindah tubuh
dari ruang tunggu ke pintu darurat
tugu selamat datang setelah bencana
dan bencana lain berikutnya
kau dipastikan ketika dinamai
nama itu: doa/dosa pertama
yang kaumiliki
dari dirimu mulai tumbuh
kaki-kaki kecil yang tak boleh
lelah berjalan. menyelamatkan
dari menunggu terlalu lama
ketika detak waktu terasa lebih
dekat dari embusan napas tersengal
kaki-kaki kecil itu memikulmu sepanjang jalan
dari satu ulang tahun ke ulang tahun lain
pesta dan lagu menemani kegembiraanmu
yang penyendiri
senyuman yang gagal mencegah
wajahmu bercermin. menemukan ketidakutuhan,
foto hitam putih, mainan anak kecil yang
selalu rusak
adegan tiap pagi, tiap hari
adalah motivasi tubuh untuk pergi
ke tiang gantungan. meneriaki lehermu
agar lari sejauh mungkin
melampaui angkasa. menelan bintang
kereta cepat bertenaga halilintar
menabrakmu tiap saat
membuatmu berantakan, tapi
kau tetap di sana. di stasiun itu
mencoba memesan tiket pergi
entah ke mana
***
SESEORANG MENGENAKAN JEPIT RAMBUTMU
seseorang mengenakan jepit rambutmu
entah bunga lilac atau stroberi di pot itu
ia ingin menyalin kecantikanmu
meyakinkanku bisa mencintaimu
tanpa perlu pergi jauh
aku enggan keluar rumah
sibuk memungut
belai-belai rambutmu
yang berserakan di tempat tidur
mereka masih di sini
menunggu kauingat
***
MALAM KETIKA KAU DIMAKAN ANJING
malam ketika kau dimakan anjing
sampai habis
tiada sisa bangkai atau arwah
aku kehilangan,
membentur kepala ke tiang listrik,
berharap disambar petir,
atau dipukul the flash.
aku terkapar, kasih.
ceritakan ceria kita
pada tuhan yang maha enjoy itu
taklukan nirwana
berwangi susu dan madu
aku masih di bumi rindu
menyusun bergelas-gelas cinta
biar terteguk keras serupa baku hantam
rakyat dan presidennya
malam ketika kau dimakan anjing
masih kujaga elok, kusimpan baik,
najis anjing itu
kutebarkan di perapian,
rapilah di pemakaman
senantiasa menggonggong
sampai malaikat alam kubur risih
dan memutuskan diri tuk bundir
aku rindu kau!
persetubuhan kita!
zina demi zina itu!
malam ketika kau dimakan anjing,
aku mulai mabuk sendirian
mengejar ekor sendiri
menggigitnya
mati.
***

FANI YUDISTIRA
Lahir 23 September 2003. Angkatan 2021 Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana. Tinggal dan menetap di Denpasar. Pernah menjuarai lomba cipta puisi nasional. Ia ingin hidup seperti burung. Memikirkan hari ini untuk hari ini. Perkara hari besok tunggu besok. Perkara yang lain tidak ingin dia jelaskan.


