Puisi-Puisi Riva Orista

Ilustrasi: Gemini

SURAT UNTUK PENDIAM  ( LETTER FOR A SILENT MAN) 

Langkah langkah tanpa cerita

Di hening wajah kota yang tersiksa

Seusai gelap, selagi usia yang menua

     Mata mata yang menyimpan derita

Susah payah mimpi malam yang kosong

Di hela napasnya yang tersisa sebotol

Lebih baik atau lebih baik lagi ; ikrarnya

     Seruan waktu, hari hari yang tak tentu

Sebebal-bebalnya gurun pasir

Sebutir kepala yang dibenturkan

Seketika seorang anak mengelus pundak bapaknya

       Derita apa, derita hari

       Mengutuk nasib, sebongkah cerita Eropa

Disusurinya celah kota

Hinggap kamar ke kamar

Dingin September 

       Dihitung ulang tempaan hidup

       Ditelannya roti isi candu

Dimaki suara burung dari pohon perdu

       Apa katamu?

Hening.

                                   Oris ,2025.

SINGGAHLAH AKU KE MALORCA 

Gelombang pantai tepian Malorca

Sebeludru itukah pesona riaknya?

Biru ke abu

                 Menjelang tenggelam matahari

Lawe menyentuh pasir

Membentuknya lima menara

Bentangan gunung kelabu

                  di kejauhan

Menoreh grasias.

ZIZKOV TOWER 

Kata demi kata kubaca

Dudukku di bangku taman

Bayi-bayi ini merangkak di menara

Deretan angka jejeran warna

Roti panas terhidang di restoran 

Dentang gelas perayaan; hura

Bergerimis daun menerka angin

Tergurat tak terukur

          I don’t know 

          I don’t know 

Bertahanlah, bertahan sejenak

Pada genggaman tangan dan keringnya udara

Kiranya masih ada tersisa

27 lubang 7 di antaranya besi.

DOA SETULUS HATI 

Ya tuhan

     Sesungguhnya aku benar benar berdoa

Tuhan: Aku melihat.

KOWAR KOWER 

Kata-kata ini susah dimasak

Tak sebanding dengan steak yang kaulahap

Sebait penghianatan

Dari sebait lirik

Terdengar samar njer genjer

      Pagi kelewang 

      Malam dupa kemenyan

Kata kata ini ditaburi bunga

Susah wanginya

Tak ada gelora

Tak panjang-panjang amat

Kata-kata ini diikatkan

Hari ke hari 

Perut ke perut

Disambungkan lagi

Dituliskan di atas kain celana dalam

Kata-kata ini dijejer jejer

Digelar dan diperjualbelikan

Dari perut bumi hingga ujungnya gelap

Kata-kata ini pulang dan lelah

Tarik selimut dan berdoa ; esok masih ada

         Kebiadaban.

RIVA ORISTA 

Lulusan Fakultas Sastra Indonesia Universitas Udayana. Baginya menulis merupakan upaya mengkoleksi kata baik yang berwujud maupun tidak, karena lanskap kreatifiti dan imajinasi bisa dipertemukan jika dipersembahkan (performance), baik ditulis, diperlihatkan maupun diperdengarkan. Membuat karya lukis, drawing dan juga musik. Saat ini menetap di Ceko Republic.

Klik di sini untuk membagikan artikel ini!

Share on facebook
Share on Facebook
Share on twitter
Share on Twitter
Share on linkedin
Share on Linkdin
Share on pinterest
Share on Pinterest

Berikan komentar atau tanggapan Anda di bawah!

Kabar Berita Selanjutnya