
Ilustrasi: Gemini
PANGGUNG
: untuk adikku Ferika Sandra
masihkah panggung itu milikku
panggung yang pernah membesarkanku
dulu
entah kapan
panggung yang dulu
kembali padaku
karena yang kujejak
panggung daksinapatra itu
adalah milik sang dedari
bukan milikku lagi
panggungku telah mati
tiada puisi ataupun burat wangi
tapi jangan dikremasi
karena aku tak sudi
haruskah segala yang mati
dilalap api
Jajagu, September 2023
***
AKU
yang patah karena lelah
yang diam karena peram
: aku
Banyuwangi, 24-3-25
***
SESAT
aku tak kan mungkin bisa menulis nama Allah dengan benar
kau tahu
aku datang dari kegelapan seperti jelaga dari pijar bulan yang tersesat
Banyuwangi, 27 Februari 2025
***
PUNGKAS
Kau yang sedari dulu, terpesona pada segenggam pasir hitam di pesisir sana. Menjaga berbeda dengan bertahan.
Di ujung sana, masihkah rel kereta yang dulu mengantarkan mimpi dengan segera? Kurasa semua terasa hambar ketika lusinan karat menjalar di tubuh-tubuh para pekerja. Mereka tak nyana, bekerja sampai kapan?
Jepang telah hengkang sejak lama, tapi ujung peta buta masih meminta untuk dibaca. Warnanya merah tapi bukan ujung timur Jawa, melainkan pojok hati yang patah dan terluka karena harapan yang tiada pungkasnya.
Malang, 11 Agustus 2024

JINGGA KELANA PUTRA SANTIAJI
Lahir di Banyuwangi, 28 April 1991. Kuliah di jurusan Arkeologi FIB Universitas Udayana. Pernah menjabat Ketua Sanggar Poerbatjaraka (2012), dan Pengurus Peradah DPK Banyuwangi (2017-2022). Sempat menimba ilmu keaktoran dari sejumlah tokoh, seperti Hendra Utay, Moch Satrio Welang, Heny Shanti, Novi Dwijayanti dan Pranita Dewi. Tahun 2017 menggarap tari kolosal Kidung Maha Wilwatikta di acara Dharma Shanti Nyepi. Bukunya terbit yaitu Buku Cerpen Perempuan dalam Dua Kisah (2017), Buku Puisi Dari Balik Batu-batu Candi (2019), Novel Sri Tanjung(2017), Budaya Masyarakat Jawa Kuno dalam Catatan Prasasti (2022), Sejarah Blambangan: Perspektif Ilmu Arkeologi (2023), dan Agama Buddha di Situs Gumuk Klinting Banyuwangi (2023). Puisinya tergabung dalam buku puisi Burung-Burung di Langit Merah (Teater Sastra Welang, 2023)


