
Citra Sasmita dalam Peluncuran Buku ‘Book of Fire’
TEGALALANG, Teatersastrawelang.com- Seniman multidisiplin Citra Sasmita meresmikan peluncuran buku puisi terbarunya berjudul Book of Fire (Kitab Api) bersamaan dengan pembukaan pameran tunggalnya di RAD (Ruang Arta Derau), Tegalalang, Ubud. Pameran bertajuk Book of Fire ini berlangsung dari 27 September hingga 27 Oktober 2025, menampilkan sembilan belas karya visual terbaru yang berdialog erat dengan puisi-puisi Citra.
Buku Book of Fire memuat tiga puisi panjang yang ditulis pada periode 2017–2018, disunting oleh Dwi S. Wibowo, dengan terjemahan bahasa Inggris oleh Santi Permana. Puisi-puisi ini dihadirkan dalam format mewah, berkelindan dengan visual yang digarap secara intens dan penuh renungan. “Bahasa rupa saling bersahutan dengan bahasa puisi, menghasilkan gema yang membakar sanubari pembaca,” ungkap penulis dan kritikus seni Wayan Jengki Sunarta.
Sebagai bagian dari acara peluncuran, digelar diskusi buku yang menghadirkan penyair Wayan Jengki Sunarta sebagai pembahas, dengan seniman Dwi S. Wibowo bertindak sebagai moderator. Sesi ini akan memperdalam pembacaan terhadap Book of Fire sekaligus membuka ruang dialog antara sastra, seni rupa, dan publik.
Dalam pameran ini, Citra menafsirkan ulang tradisi lukis Kamasan Bali melalui pendekatan feminis kontemporer. Karya-karyanya menggugat mitos, peran gender, dan struktur sosial, sekaligus merayakan agensi perempuan. Book of Fire menjadi jembatan antara seni rupa dan literasi, menghadirkan ruang refleksi dan perlawanan dalam satu tarikan napas.
“Pameran ini menandai bab penting perjalanan saya, ketika suara sastrawi dan visual saling menguatkan,” ujar Citra. “Book of Fire adalah catatan kegelisahan, sekaligus api yang terus menyala di tubuh dan ingatan.”
Sebagai seniman kelahiran Tabanan, Bali (1990), Citra Sasmita telah dikenal luas di kancah seni rupa internasional, tampil di berbagai bienial dan pameran di Asia, Eropa, Amerika, hingga Timur Tengah. Ia pernah meraih Gold Award UOB Painting of the Year (2017). Meski lebih dikenal sebagai perupa, Citra memulai kiprahnya lewat puisi, esai, dan ilustrasi sastra. Book of Fire menegaskan pertautannya kembali dengan dunia literasi setelah menorehkan jejak kuat di seni rupa global.
Acara pembukaan di RAD Tegalalang ini menjadi momentum penting, mempertemukan publik seni rupa dan sastra, sekaligus merayakan karya lintas disiplin seorang seniman perempuan Bali yang terus melawan dan mencipta. (tsw01)
GALERI FOTO:









